Pesantren Media, berdiri akhir 2010. Sebagai rintisan, yang belajar saat itu adalah ‘santri kalong’ (belajar di malam hari atau di hari tertentu, karena selebihnya tinggal di luar pondok tersebab berbagai urusan), dan mulai melakukan penerimaan dan pembelajaran santri regular pada Juli 2011, hanya menerima jenjang SMA. Sebab, kurikulum awal memang dirancang untuk santri usia minimal 15 tahun atau jenjang SMA. Pada tahun ajaran 2012/2013, mulai membuka jenjang SMP. Kurikulum awal sama dengan jenjang SMA. Namun, dalam perjalanannya akhirnya dievaluasi karena santri usia SMP belum sepenuhnya siap dengan berbagai tugas, khususnya keterampilan di bidang media.

Itu sebabnya, mulai tahun ajaran 2018/2019, jenjang SMP secara kurikulum dipisahkan dengan jenjang SMA. Pada jenjang SMA, menggunakan kurikulum yang sudah dibuat sejak awal berdiri, dengan mempertimbangkan perkembangan teknologi terbaru untuk teknik media. Sementara santri jenjang SMP, lebih banyak mempelajari tsaqafah Islam, khususnya Tahfidz al-Quran, Adab, Akidah, Fiqih, dan Sirah Nabawiyah, serta menyiapkan kemandirian. Sebagian kecil teknik media diberikan untuk santri jenjang SMP, yakni pada tahun kedua dan tahun ketiga, yakni Menulis Dasar, Desain Grafis, dan Fotografi.

Pesantren Media menggabungkan kurikulum teknik media (multimedia) dengan tsaqafah Islam. Melalui visi “Menyongsong Masa Depan Peradaban Islam Terdepan Melalui Media”, santri akan dibekali tsaqafah Islam (Akidah, Adab, Fiqih, Sirah Nabawiyah, Tahsin dan Tahfidz al-Quran, Tafsir al-Quran dan Hadits, Tata Pergaulan Pria-Wanita, dan Problematika Anak Muda). Harapannya, tsaqafah Islam yang dipelajari dan didapatkan akan menjadi pendorong gerak untuk berkarya dengan berdakwah melalui beragam teknik media yang sudah dikuasai, yakni Menulis Dasar, Jurnalistik Visual, Skenario, Desain Grafis, Fotografi, Videografi, Public Speaking, Olah Vokal dan Instrumen Musik), dan Website Praktis.

Misi Pesantren Media adalah mencetak dai bidang media dan tenaga kreatif yang handal untuk mendukung dakwah melalui media. Diharapkan, pembelajaran tsaqafah Islam akan memunculkan, minimal karakter dai, khususnya yang terampil memanfaatkan teknik media dalam dakwahnya. Namun, bila menjadi dai sulit dicapai, maka setidaknya lulusan Pesantren Media menjadi tenaga kreatif yang handal untuk mendukung dakwah melalui media. Insya Allah.[]